Malam yang berisik karena ayah masih nonton X-Factor dengan volume suara maksimal. begitupun gue yang juga menonton X-Faktor dikamar dengan volume suara paling minimal karena suara tv di ruang tengah sudah sangat terdengar cetar membahana kekamar gue.
Bytheway, sejalan dengan hadirnya anggota baru dirumah dua bulan lalu. jujur gue suka banget sama dia. namanya "si Merah"
ini foto dia waktu jalan-jalan sama gue dan beberapa temen gue.
Gantengan mana? |
Jangan bilang yang berdiri itu tukang parkir, itu temen gue. |
keliatannya aja luas, aslinya. desek-desekan badai. |
Kebetulan kemaren sekolah pulang cepet gara-gara ujian praktek. jadi gue dan teman-teman berusaha untuk mengasingkan diri biar pikiran seger lagi. tapi nyatanya gagal dengan sukses. sampai rumah bukannya tambah seger, malah badan jadi capek semua.
Bisa dibilang waktu itu Si Merah adalah mobil tua yang dinaikin anak-anak muda. sehingga membuatnya tampak lebih muda lagi. begitu pula sebaliknya ketika dia dinaikin sama aki-aki yang sudah tua.
Banyak orang yang menganggap sebuah benda itu. "dia benda, dan dia mati. yaudahhh". benar begitu??
Menurut analisis Dr. Farhannurmaris sebuah benda memang hanyalah sebuah benda, tapi sebuah benda tanpa kita sadari memiliki arti dan peran penting bagi kelangsungan hidup kita manusia. Bisa dibilang mereka adalah asisten pribadi yang selalu ada dimanapun kita berada. mereka selalu ada untuk kita. maka kita juga harus selalu ada untuk mereka (benda). mereka memiliki jiwa antar benda yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki imajinasi tanpa batas.
Seperti itulah si Merah menurut gue. Walaupun usianya sudah lebih dari 70 tahun, meskipun rewelnya minta ampun, meskipun mogoknya sering badai, tetep, dia selalu ada untuk gue dan mudah-mudahan gue juga selalu ada buat dia. (jangan keras-keras ngomongnya farhan, ntar kupingnya si merah mekar.. hehe)
wassalam. :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar